Read more: http://www.tuliskan.com/2013/05/cara-membuat-emoticon-di-postingan-dan-komentar-blog.html#ixzz2az7EkKPL

Sabtu, 07 Juni 2014

jalur gunung tandikek

Gunung Tandikek, salah satu gunung yang ada di Sumatera Barat yang menarik untuk dilakukan pendakian. Gunung Tandikek memang tidak lebih tinggi dan tidak lebih populer dibanding gunung Singgalang dan Gunung Marapi. Begitu juga dengan track / jalur pendakian Gunung Tandikek tidak sejelas track pendakian Gunung Marapi dan Singglang. Oleh karena itu pula tidak terlalu banyak orang yang mendaki Gunung Tandikek  Namun mendaki Gunung Tandikek mempunyai tantangan dan pesona tersendiri dibanding kedua gunung tersebut. Bahkan salah seorang warga, anak Pak Lelo  (Pak Lelo adalah juru kunci Gunung Tandikek yang telah meninggal) mengatakan hanya orang-orang tertentu (orang yang sudah berpengalaman) yang dapat mendaki Gunung Tandikek.
Akses untuk dapat menuju Gunung Tandikek, jika dari Padang kita dapat menaiki bus atau travel jurusan Padang – Bukittinggi dengan ongkos berkisar antara 15 – 20 ribu rupiah. Kemudian turun di Simpang Lubuk Mato Kuciang. Dari simpang Lubuak Mato Kuciang, kita menuju Desa Singgalang. Untuk menuju Desa Singgalang, kita dapat menggunakan angkot dengan ongkos  tiga ribu rupiah, namun angkot ini beroperasi hanya pada hari-hari tertentu, yaitu hari Jumat dan hari Senin. Namun jika pada selain hari itu, kita dapat menggunakan ojek dengan tarif enam ribu rupiah per orangnya. Ongkos yang cukup murah mengingat perjalanan dari Simpang Lubuak Mato Kuciang menuju Desa Singgalang menghabiskan waktu kurang lebih 20 menit dengan track menanjak dan berliku.
Nah, di desa inilah kita melakukan registrasi pendakian. Registrasi dipungut biaya tiga ribu rupiah per orangnya. Melalui registrasi ini nama pendaki akan dicatat. Hal ini untuk mencegah kemungkinan terburuk jika pendaki hilang atau belum kembali pada waktu yang ditentukan.
Di desa ini pula terdapat warung-warung penduduk dimana kita dapat membeli logistik yang masih kurang. Dari desa ini kita menuju mushola terakhir sebelum melakukan pendakian. Perjalanan dari Desa Singgalang menuju mushola terakhir membutuhkan waktu lebih kurang satu jam dengan track menanjak. Tidak perlu cemas dengan track tanjakkan ini karena tanjakkannya tidak terlalu curam, selain itu jalannya walaupun belum beraspal namu telah ada kerikil sehingga tidak terlalu sulit. Di mushola ini kita dapat menginap jika kemalaman. Dari sejarahnya, mushola ini dibangun dari partisipasi para pendaki yang menyumbang uang atau barang demi tegaknya mushola ini. Sebuah konstribusi positif tentunya dari pendaki yang selama ini imejnya sering dianggap perusak. Di dekat mushola ini pula terdapat rumah Pak Lelo, yang sekarang ini dihuni oleh anaknya. Kita juga tidak perlu takut untuk kegiatan memasak dan MCK karena di sini tersedia cukup sumber air.
Dari mushola, kita dapat melanjutkan perjalanan. Track berikutnya adalah melalui saluran air atau bandar hingga kita mencapai sebuah sungai berbatu yang cukup besar dengan lebar kurang lebih 5 meter. Di sini kita dapat beristirahat sejenak sambil menikmati suasana sungai berbatu. Di sini pula kita dapat melakukan aktivitas memasak karena tersedia banyak air.
Sebelum melanjutkan perjalanan, ada baik nya kita menigisi jug/tempat air mengingat track berikutnya tidak ada sumber air sebelum kita sampai di sumber air berikutnya dengan jarak tempuh enam jam perjalanan lagi .
Track berikutnya adalah perjalanan menajak yang terus menerus tanpa ada ”bonus”/jalan datar. Kemiringan mencapai empat puluh lima derajat. Di track inilah kekuatan fisik dan mental benar-benar di uji. Biasanya para pendaki sering melakukan istirahat sejenak pada track ini guna mengembalikan kekuatan.
Setelah perjuangan yang cukup keras sampailah kita di sumber air. Di sini sering dijadikan area camp bagi para pendaki karena letaknya yang dekat dengan sumber air. Area ini mempunyai kontur/bidang yang cukup datar sehingga dapat mendirikan tenda. Namun di area camp ini kita hanya dapat mendirikan maksimal hingga tiga tenda mengingat bidangnya datarnya yang tidak terlalu luas. Sedangkan sumber air berada di sisi kanan. Untuk mencapai sumber air kita perlu turun ke bawah dengan ketinggian kurang lebih sepuluh meter. Namun, air yang mengalir di sumber air ini relatif kecil, sehingga kesabaran kita cukup diuji dengan menungu botol air terisi penuh. Area ini juga sering dijadikan para pendaki sebagai tempat bermalam. Di sini juga banyak terdapat ranting dan dahan pohon yang sudah mati yang cocok untuk dijadikan api unggun.
Dari camp area ini untuk mencapai puncak diperlukan waktu kurang lebih dua jam perjalan lagi dengan track yang mempunyai kemiringan kurang lebih empat puluh lima derajat. Setelah menempuh track tersebut barulah kita sampai di Puncak Gunung Tandikek. Mencapai puncak gunung merupakan sebuah kenikmatan bagi para pendaki. Namun kenikmatan tidak sampai di sini saja, kita masih dapat menikmati kawah Gunung Tandikek yang suara kawahnya membahana seolah-olah menyambut kedatangan kita. Kawah ini berada kurang lebih lima puluh meter di bawah puncak. Untuk menuju ke kawah ini kita harus sangat berhati-hati karena kemiringan mencapai enam puluh derjat, dengan tanah khas cadas yang rapuh. Setelah lima belas menit perjalanan menurun dari puncak barulah kita sampai di kawah gunung tandikek. Di sinilah kita merasakan sebuah kenikmatan baru. Kawah Tandikek berkontur datar berbentuk sumur, dimana sekeliling kawah ini kita dapat melihat kawah-kawah kecil dengan diameter 10 – 30 sentimeter yang mengeluarkan asap belerang. Para pendaki sering juga mengambil belerang yang berwarna kuning ini untuk kenang-kenangan ataupun untuk obat, yang katanya berkhasiat untuk memuluskan kulit muka.
Kawah yang datar berbentuk bundar ini berdiameter kurang lebih lima puluh meter. Masih ada yang menarik dari kawah ini, yaitu terdapat sebuah gua. Konon, pernah ada orang bule yang pernah mencoba menelusuri gua ini, namun tidak pernah kembali lagi. Di gua ini kita dapat beristirahat dan melakukan kegiatan memasak, karena di kawah ini juga terdapat sumber air.
(1085 pengunjung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Read more: http://www.tuliskan.com/2013/05/cara-membuat-emoticon-di-postingan-dan-komentar-blog.html#ixzz2az7VwfQQ